Warna


Sesungguhnya kita hanya dapat menjangkau permukaannya dengan menyebut itu warna, meski barangkali itu bukan. Lalu dengan sembrononya (jika tidak ingin disebut congkak) kita membangun alur-jalur, terowong-terowongan, pencabang-cabangan, yang pada maksudnya ingin mengkotak-kotakan dan membeda-bedakan. Padahal mereka barangkali hanya ingin terlihat kasat mata dan memuaskan perasaan belaka. Atau barangkali mereka hanya ingin memberi peringatan bahwa mereka diciptakan dengan citarasa seni yang sulit dipahami, hanya perlu dinikmati. Bukan untuk dipakai sebagai identitas. Bukan sebagai nilai tukar. Atau bahkan mata uang. 
Mereka barangkali hanya ingin dinikmati dan dikagumi sebagai mahakarya.

Komentar

Postingan Populer