Lorang


Apa yang telah Kau lakukan, Tuhan?
Ibu ini meratap sehancur-hancurnya
Juga anak-anaknya,
menangis dalam nada rendah yang paling menyayat

Apa yang telah kau perbuat, Tuhan?
Di tengah, sepeti kayu mengunci lelaki mereka
Ia Suami ibu, ayah anak-anak
Dan masih dalam nada rendah, si Ibu menuturkan segala tentang lelaki itu

Kepada anak lelaki tertuanya, si Ibu bersandar kelelahan
Kepada ibunya, si anak lelaki tertua coba menyerap segala kenangan
Kenangan ibunya tentang ayah mereka
Semua diserap dalam ketegaran yang hampir roboh

Sementara itu, berlarik-larik doa dipahat di setiap lekuk dinding peti
Berbaris-baris muka tampil dengan kerut di ujung mata
Beberapa gagal menahan air tumpah di ujung kerut mata
Di luar, para lelaki seperti menghindari terlalu larut
Permainan kartu sepanjang malam jadi persembunyian mereka

Hujan kali itu rintik-rintik menjelang pagi
Tidak ada yang berubah sejak sore
Ibu setia meratap, juga anak-anak yang sesekali mengangkat nada tinggi yang pedih
Juga larik doa-doa
Juga berbaris-baris muka
Juga para lelaki
Namun, seperti percuma
Lelaki dalam peti tetap terkunci
Barangkali menunggu hari ketiga untuk bangkit
Seperti janji dalam kitab suci

(Maunori, 20 Juni 2014)

Komentar

Postingan Populer