Malaikat II
Pagi ini...
Suaramu tumben mampir
setelah lama memilih hanya menempel di bibir.
Ia menggantung layu persis di pinggir daun telinga
Barangkali karena haus dan lelah memikul pesanmu: “Saya
rindu”.
“Pernah sewaktu”, begitu suaramu kembali membuka cerita,
“Saya menagih ramalan tentang Kita”, kau menahan tempo
sebentar.
Kau seperti memberi ruang untuk membendung amarahku
Sebab Kau tidak pernah lupa bahwa Aku benci ramalan
Komentar
Posting Komentar