Jendela
Dari tepi jendela ini, Aku merambatkan daun-daun rindu
Kepada masa-masa yang telah berganti baju
Juga kepada kerling mata yang tak lagi seperti madu
Dan kepada suara-suara ceria yang telah meresap ditafsir waktu
Dari pinggir jendela ini, Aku lalu menyapu seluruh hamparan
Yang akhir-akhir ini gemar mengeluh kehabisan harapan
Yang juga mengadu tak lagi dijenguk nasib baik di persimpangan
Dan akhirnya memilih mengakhiri cerita tanpa permulaan
Lambat laun, jendela ini makin menyulut gairah
Ia menyusuiku dengan sari-sari dilema
Lalu membujukku menghisap setiap lara
Dalam perasaan yang selalu terkesima
Sejak masa itu,
Aku makin betah berlama-lama di tepi jendela
Dan barangkali karena itu,
Aku makin lihai menggaruk-garuk rasa bersalah
Watulangkas, 24 Oktober 2016
Kepada masa-masa yang telah berganti baju
Juga kepada kerling mata yang tak lagi seperti madu
Dan kepada suara-suara ceria yang telah meresap ditafsir waktu
Dari pinggir jendela ini, Aku lalu menyapu seluruh hamparan
Yang akhir-akhir ini gemar mengeluh kehabisan harapan
Yang juga mengadu tak lagi dijenguk nasib baik di persimpangan
Dan akhirnya memilih mengakhiri cerita tanpa permulaan
Lambat laun, jendela ini makin menyulut gairah
Ia menyusuiku dengan sari-sari dilema
Lalu membujukku menghisap setiap lara
Dalam perasaan yang selalu terkesima
Sejak masa itu,
Aku makin betah berlama-lama di tepi jendela
Dan barangkali karena itu,
Aku makin lihai menggaruk-garuk rasa bersalah
Watulangkas, 24 Oktober 2016
Mantapppppp...
BalasHapusTerimakasih :)
HapusMantapppppp...
BalasHapus