Epistemikal
Mengapa
kata-katanya
Yang jadi senjata pada lidah dan penamu?
Mengapa
topeng-topengnya
Yang jadi larik puisi pada nyanyian panenmu?
Mengapa tindak-tanduknya
Yang jadi doa sebelum gelisah tidurmu?
Mengapa
ramal-ramalannya
Yang jadi peta dan bekal pada pertualanganmu?
Mengapa
terlalu menghamba pada berhala-berhala itu?
Padahal
kau punya segala kemewahan untuk menulis takdirmu
sendiri.
(WatuLangkas , Oktober 2014)
Komentar
Posting Komentar