2025, Menuju Era Kepemimpinan Pembawa Solusi
Hingga
kini, Indonesia belum juga selesai dengan cita-citanya. Meski terang-benderang
dirumuskan dalam Mukadimah UUD 1945, namun sederetan cita-cita tentang
Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat itu dalam prosesnya lebih banyak
menuturkan narasi-narasi ketidakadilan, kemiskinan, dan keterjajahan. Memang
tidak mudah mengurai soal-soal ketidakadilan, kemiskinan, dan keterjajahan yang
sangat kompleks itu. Selain karena sistem yang korup, eksploitatif, dan tidak
adil, soal-soal itu kian rumit karena kontribusi negatif para pemimpin di
hampir seluruhlingkaran kekuasaan sosial (ekonomi-politik dan budaya).
Untuk soal
yang disebutkan terakhir, ketika diperiksa, ternyata pemimpin-pemimpin yang
“dipercayai” untuk memecahkan masalah dalam masyarakat kini justru jauh lebih
sering menjadi sumber masalah itu sendiri. Tidak banyak pemimpin yang
benar-benar menjadi penggerak dan pembawa solusi untuk melawan sistem yang
korup, eksploitatif, dan tidak adil tadi.
Hal itu
jadi sangat masuk akal ketika generasi manusia Indonesia saat ini hampir
seluruhnya lahir dari sistem yang korup, eksploitatif, dan tidak adil.
Kesadarannya dibentuk seragam. Korup, eksploitatif, dan tidak adil. Tidak
banyak yang selamat dan berhasil membebaskan diri. Tidak heran kemudian,
masalah-masalah yang muncul di masyarakat tidak selesai-selesai. Sebab, sangat
mustahil menyelesaikan masalah pada level kesadaran yang justru melahirkan
masalah itu sendiri.
Pada titik
ini, perubahan kesadaran publik kemudian menjadi terobosan penting untuk keluar
dari segala persoalan yang menunda-nunda Indonesia tiba pada cita-citanya. Perubahan
kesadaran yang dimaksud adalah sebuah perubahan cara pandang yang lebih kritis dan
berorientasi pada solusi di level dan ruang manapun.
Namun mulai
memunculkan sebuah kesadaran publik untuk menjadi pembawa solusi dalam penjara sistem
yang korup, eksploitatif, dan tidak adil memang bukan pekerjaan semalam suntuk.
Butuh kerja keras yang revolusioner.
Meski
demikian, dua hal berikut bisa menjadi modal penting; orang muda dan model-model
pendidikan alternatif. Orang-orang muda menjadi penting karena jumlahnya
mencapai lebih dari setengah populasi manusia Indonesia. Jumlah yang signifikan
tentunya untuk sebuah perubahan kesadaran publik. Pada saat bersamaan, sebagai
stimulus untuk orang muda dengan jumlah yang signifikan seperti demikian, model-model
pendidikan alternatif yang mampu merangsang tumbuhnya kesadaran baru untuk
menjadi pemimpin yang membawa solusi pada akhirnya juga menjadi bagian yang
sangat penting dalam hal ini.
Dalam
sedikit contoh baik, orang-orang muda di banyak tempat kini sudah memulai
inisiatif untuk mengerjakan solusi atas masalah-masalah publik di sekitarnya.
Meski jumlahnya sedikit, namun gerakan serupa menunjukkan gejala positif dan
dampak yang makin signifikan dan meluas. Ini tentu menjadi sebuah modal penting
untuk melahirkan sebuah generasi pembawa solusi, bukan generasi pembuat masalah.
Dalam
sedikit contoh baik juga, model-model pendidikan alternatif yang memicu
munculnya pemimpin-pemimpin yang membawa solusi kini juga sudah mulai
dikerjakan di banyak tempat. Yang menyenangkan, model-model pendidikan
alternatif ini lebih kerap menyasar orang muda sebagai pelatuknya. Kombinasi
semacam ini pun tentunya turut menjadi modal yang sangat penting menuju sebuah
era kepemimpinan pembawa solusi, bukan era kepemimpinan pembuat masalah atau
bahkan era kepemimpinan yang kerap kali melarikan diri dari masalah.
Dalam nalar
demikian, ketika kedua modal yang saling mengisi tadi digandakan dan
disebarluaskan melalui seluruh jejaring sosial yang tersedia saat ini,
soal-soal bangsa ini pelan-pelan atau bahkan serentak dapat mulai diurai dan
diselesaikan. Lebih jauh, cita-cita tentang Indonesia yang adil, makmur, dan
berdaulat bisa pelan-pelan atau bahkan serentak mulai terwujud.
Dengan
begitu, meski terbilang relatif singkat jika dihitung sejak hari ini, tahun
2025 dapat menjadi anak tangga pertama, level satu, sebuah era baru. Era
kepemimpinan pembawa solusi.***
Komentar
Posting Komentar