Jembatan dan Sayap



Aku merapalkan doa-doa tentang bangkit
Namun malah sakit
Yang mendatangiku tiap malam lewat dingin
Dalam rupa helai-helai angin

Aku kembali menggumam nada-nada memohon
Namun malah pohon
Yang membuka mataku tentang belajar merelakan
Tiap daun yang putus dari pelukan dahan

Kali terakhir, aku menghisap beberapa batang puisi
Namun malah halusinasi
Yang mampir dan menyiksaku sampai pagi
Bahkan sampai kata-kata tak punya nafsu lagi

Dari semua itu aku mulai paham
Bahwa di antara jurang yang dalam
Kita hanya perlu membangun jembatan
Dan sayap-sayap sebagai pijakan

Sebab menunggu di tempat untuk bahagia
Adalah rahasia yang terlalu sia-sia

*Labuan Bajo, Agustus 2016

Komentar

Postingan Populer